Wednesday, January 30, 2008

“I wanna fish stew” - Does it match with espresso?

Kalau ditanya siapa orang yang paling kreatif di seantero dunia saat ini?
Siapa tokoh paling aspiratif saat ini?
Ingin seperti apa saya sebenarnya?

Jawaban saya bukan David Droga, Andy Greenaway, Suthisak Sucharittanonta, apalagi Neil French. No way!
Tokoh idola saya adalah Jamie Oliver, yang membuat saya menyesal kenapa dari kecil ibu saya merasa tabu mengajarkan anak laki-laki memasak.
Lihatlah Jamie, lewat culinary expertise menyatukan dunia lewat perut dengan style tertentu.
Lihatlah Jamie yang (istilah saya ‘making money in a fun way’) keliling dari negara ke negara lewat kendaraan kulinernya.

Bukan, bukan seperti tamasya kuliner di tivi-tivi lokal yang low quality itu.
Bukan seperti chef tivi Anu yang nggak pede dengan apa yang dia masak dan berusaha keras meyakinkan penonton bahwa sesungguhnya dia bisa masak. Sesungguhnya dia dibayar untuk pura-pura masak.
Bukan juga road shownya presenter kuliner lokal yang berusaha membuat style dan idiom tertentu dengan shooting ala kadarnya.
Bukan juga proposal bisnis media yang berusaha menarik brand untuk beriklan di slot kuliner atau acara masak memasak yang mengajarkan teknik menyayat ikan salmon secara keliru.

Jamie Oliver setara Anthony Bourdain dan Nigella Lawson.
Expert. Artist. Cook. Stylish. Taste.
Jamie punya kitchen di kebun belakang rumah.
Jamie punya kebun strawberry, selada dan paprika sendiri di ‘behind the stage’ nya.
Sementara di panggungnya yang sebenarnya Jamie dengan penuh gusto menyajikan resep yang selalu baru dan sarat ide (mari bandingkan dengan bisnis advertising) yang ‘straight forward’ menggugah selera penonton untuk bereaksi interaktif dengan apa yang dia visualkan.

Saya kagum Jamie karena simplicity nya, of course.
Terlebih dari itu, karena ide segarnya yang tidak pernah habis - yang dengan VW combi merangkap kitchennya keliling Italy, mampir ke biara membuatkan sarapan pagi dan menggelar menu sehat di pinggir jalan, mencegat semua orang yang mau makan pagi gratis.

Kemarin pagi bangun tidur saya terkaget-kaget melihat Jamie di TV.
Tukang masak ini ada di panggung live show, mengemas skill sedemikian hidup, menggabungkan musik, kuliner dan pemecahan rekor membuat adonan pasta terpanjang sambil tidak lupa mendemonstrasikan menu kreatifnya. Di layar lebar ada text lyric seperti karaoke : “ I wanna fish stew.....”
Jamie berjingkrak. meloncat bernyanyi, kembali ke belakang stove nya mengaduk fish stew. Penonton di studio sebesar studio Empat Mata (kok Empat Mata?) ikut bernyanyi “ I wanna fish stew....”
Dan alamak...anak itu bisa main drum mengikuti beat lagu. Penonton histeris.

Barangkali inilah brand advertising yang dikemas lebih wise.
Dan Jamie Oliver - si brand itu - menanam idenya di kebun belakang rumah untuk tumbuh dengan sendirinya tanpa menggantungkan keterlibatan David Droga maupun Neil French yang dipuja seperti dewa.

5 comments:

Bucin said...

horeeeee mr.G back in town.
selamat datang kembali mas.

mister::G said...

heuheuheuheu.....

Unknown said...

gak ngerti. shabu-shabu dan udon genji pasar modern enak juga.

Stevie Sulaiman said...

Ratatouille, anyone?

May The Year of Rat brings us lots of cheese to eat. Gongxi, gongxi... (ekspat ketinggalan sepur :p)

Pupuk rambutan cepat berbuah said...

mantap dong