Thursday, April 17, 2008

Middle Man - Between pure black and blended

Ini bukan tentang makelar perantara yang memotivasi dirinya dengan besaran komisi yang bakal diperoleh. Ini cerita tentang posisi tanggung yang kalau nggak kuat bisa bikin mutung.

Thomas Shultze adalah Regional Executive Creative Director di Hong Kong (hi Thomas...) yang dikirim ke Jakarta karena kena sikut politis seorang Regional Account Diector. Sikutnya sangat tajam dan mulutnya konon sangat berbisa untuk orang seganteng Antonio Banderas.
Maka datanglah Thomas dengan ikhlas ke Jakarta untuk memimpin departemen kreatif di network (tiiiiiiiiiiit.......) itu.
Kebetulan saya mengenal dia beberapa tahun lebih dulu daripada teman-teman yang lain di tim saya.
Tapi rupanya perbedaan kultur tidak membawanya bisa diterima dengan mulus. Karakter Jermannya begitu kuat untuk mendikte kesana-kemari, me-reject dengan membabi buta berbekal post power syndrome dari regional head quarter ke kantor daerah seperti Jakarta ini. Mungkin seperti orang-orang agency Jakarta yang roadshow ke Yogya, Semarang atau Surabaya yang cenderung kemlinthi petentang-petenteng nggak karuan.
Huh!

Nah, adalah seorang art director di tim saya - Jeffry - (hi Jeff...) yang merasa di abused ketika Thomas me-reject layout yang di review di forum internal.
Merah padamlah muka art director saya ini, dan sambil berdiri dia berkata : “Hi Thomas, can you proof me that you are better than me?”

Mati aku!

Adalah saya, yang mengepalai group Jeffry dan dibawahi Thomas terbengong-bengong melihat drama tersebut. Seorang Regional ECD Asia-Pacific ditantang oleh seorang art director kantor cabang - dan kok ya itu anggota tim saya.

Saya yakin Thomas sebagai orang yang sudah malang melintang disembah-sembah bisa melihat ‘the bigger picture’ dari topik yang dia review.
Di sisi lain saya juga yakin bahwa Jeffry begitu terpuruknya dengan penolakan semena-mena terhadap ‘ide besarnya’.
Nah bener kan... Thomas memanggil saya menanyakan ‘kenapa kecelakaan itu’ terjadi.
Jenis-jenis pertanyaan “Who’s the hell... ” bertebaran di depan saya.
Saya cuma bisa bilang : “Thomas, kowe ki mbok ojo mbagusi neng kene. Mbok ndeleng-ndeleng sik nek arep prentah, mengko nek kowe diclurit uwong lagi kapok kowe...”
Satu tahun kemudian Thomas dideportasi dengan vonis : tidak bisa bekerjasama dengan tim kreatif.

Episode kedua terjadi ketika seorang bule muda, Simon Beaumont (hi Simon...) menggantikan Thomas Shultze dan saya menjadi associate nya. Seperti biasa dia pengin lihat konfigurasi tim yang ada seperti apa. Semua oke-oke saja kecuali fungsi saya sebagai associatenya.

Asu tenan!

Pada tahun krisis financial, pak petinggi agency memutuskan untuk memberhentikan 15 karyawan - 8 diantaranya dari departemen kreatif.
Pak GM memanggil untuk ‘menemani’ mengeksekusi teman-teman saya sendiri.
o/o : “Kok bukan Simon, pak?”
x/x : “Simon kurang kredibel. Dengan gayanya yang tiap hari angkat kaki ke meja begitu bisa dikeroyok nanti”
Satu persatu di panggil untuk ‘diselesaikan sampai di sini’. Ada yang isitrinya lagi hamil tua, ada yang kredit rumahnya baru mulai, ada yang anaknya baru masuk TK. Semua harus di lay off.
Seminggu saya tidak bisa tidur nyenyak kepikiran terus apa yang menimpa teman-teman saya di depan saya dan pak GM.
Dan Simon? Cuti ke Bali deh kayaknya...
Apes lagi!

Tapi ya mungkin begitulah nasib Associate.

Posisi associate adalah bola tanggung yang di tendangkan kesana-kemari.
Dia punya bawahan yang bisa diperintah tetapi juga punya boss yang tidak bisa dilangkahi.
Dia boleh mengusulkan tetapi tidak bisa mengambil keputusan final.
Dia duduk di kursi direktur dengan catatan pada posisi wannabe.
Dia
Dia secara politis aman karena punya bumper ke luar tetapi dia harus menjadi bumper ke dalam.
Dia boleh naik mobil atasannya, tetapi harus rela jika sekonyong-konyong diturunkan di jalan.
Dia bisa melihat obyek ke depan, tetapi selalu terhalang pepohonan.

Tetapi...
Nanti kalau sudah berhasil ke jenjang posisi berikutnya dia bisa bilang kepada bawahannya : “Jangan cengeng, kalau cuma begitu aku pernah mengalami yang lebih buruk”

Posisi Associate adalah era pendewasaan. yang sering penuh kepahitan, serba tanggung, geregetan dan ketidak nyamanan.

Untung saya hanya mengalami setahun.
(Pantesan nggak pernah dewasa...)