Thursday, January 04, 2007

“Global Repetition” – Free flow Arabica

Predictable.
Setiap pergantian tahun pasti ada yang memproklamirkan resolusinya.
Emang seberapa penting orang lain harus tahu kalau itu sebenernya adalah self objective.
Kok jadi kayak artis-artis sinetron konyol yang ngundang wartawan (ini lagi, wartawan kok diundang emang mau press release) hanya sekedar mendeklarasikan eh resolusi gue di tahun ini gini, gini dan gini lhooo…

Exhibitionist.

Atau bikin open house, makan-makan, cupika-cupiki sok asik dan cengengesan di depan kamera, ngrebut mikropon dan bilang eh resolusi gue tahun ini gini, gini eh gitu bentar ding, trus gini lhooooo….

Another Exhibitionist.

There’s a better way to get popularity!

Tahun baru adalah tahun baru.
Setiap tahun kita juga tahu itu. It’s a repetition kind of thing.
It’s a wonderful blessing that you still alive today.

Be a better person. Improve quality of life.
That is a resolution. Do it. Don’t talk too much.

Dan itu akan berulang terus selama kita mendiami globe yang bulat ini.
Week end akan berulang menjadi another week end.
Yang karyawan akan terus berharap gaji naik lagi.
Yang pengusaha akan berusaha terus memajukan bisnisnya.
Yang politikus akan terus berusaha menelikung lawan politiknya.

Just a perfect repetition.

What is the message then?
See these :
Malam Natal kemarin Pendeta Tobing berkotbah tentang “hidup yang berkenan bagi Tuhan”. Kotbah-kotbah seperti ini akan terus berulang dari waktu ke waktu.
The message is : don’t forget
(itulah kenapa para missionaries terus mengingatkan)

Dalam doa ada kalimat “…Tuhan ampunilah dosa kami seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami”.
The message is : we’re sinful
(itulah kenapa kita terus minta diampuni)

Lantas,
Siapa bilang advertising adalah bisnis inovasi?
Advertising adalah bisnis repetitive, from a brand to another brand. From a campaign to another campain, from lay-out to another lay-out, from client to another client (or even meet the old client).
The message is : face it

Trus kenapa juga tulisan ini kayak kotbah nggak bermutu?
Yaa… maap deeeh.