Dulu waktu pertama nyemplung di industri ini, saya sering bingung dengan apa sih yang dimaksud dengan ‘ice breaker’, ‘renewal’ atau ‘rejuvenation’ ?
Kok sebentar-sebentar pak Bos dalam brainstorming ngomong tentang produk yang berfungsi sebagai ice breaker. Atau kopi yang bisa renew your mood. Apa seeeh…?
Another marketing gimmick? Advertising bluff?
Kok kayaknya istilah-istilah tadi sakti benar.
Sewaktu jadi graphic designer di perusahaan kosmetik dulu kok nggak ada ya istilah ini?
Halllaaaaah.
Ternyata saya menjumpainya saat mengantre di ruang tunggu dokter gigi pada sebuah kejadian yang sangat simple.
Bapak di seberang saya menyodorkan permen mint ke bapak satunya setelah hampir setengah jam saling berdiam.
Ternyata arti ‘ice breaker’ adalah mencairkan kebekuan, karena setelah itu mereka berdua ngoceh ngalor ngidul lupa kalau sebentar lagi pak dokter akan ngebor lubang gigi mereka dengan suara yang khas itu.
Lantas ‘renewal’ dan ‘rejuvenation’?
Halllaaaaaah.
Ternyata artinya nggak jauh-jauh dari pengertian “mak byaar!” yang saya dapati saat jam 3 sore minum kopi sebelum membiasakan diri badai otak (brain storming-red :P).
“Mak Byaar” saya tadi serasa melihat sudut-sudut pemikiran yang tadi tumpul menjadi runcing-runcing dan sensitive. Mendadak saya jadi outspoken untuk berpartisipasi dalam badai otak (brain storming–red2 :P) tadi.
Apakah sel-sel otak saya mengalami regenerasi hanya dengan minum kopi tadi? Wallahualam.
Mungkin benar, cuma marketing gimmick. Rekayasa.
Setelah karir saya beranjak dewasa –maksutnyaaaa?- saya masih sering nervous menjelang presentasi besar saat pitching. Untuk itu saya selalu memilih diam sepanjang perjalanan dari kantor ke tempat klien. Me’rejuvenate’ sel-sel otak. Kata siapa?
No one. It just another advertising bluff.
Suatu ketika saya bersama team menghadapi emergency pitch presentation. Waktu yang semula disediakan 1,5 jam mendadak dirubah menjadi 45 menit. Maksut loo…?
Teman-teman sebelum saya sudah speed up habis-habisan dan mungkin kasihan sama team-nya yang akan kehabisan waktu.
Presentasi kreatif selalu menjelang terakhir bukan? Dan saya belum juga tahu musti bagaimana dengan materi sebanyak itu.
Jreng, jreeng…
Kalimat pembukaan saya ketika giliran saya tiba adalah :
“Terimakasih. Mudah-mudahan saya mampu berbicara secepat teman-teman saya tadi”
Mendadak….geeerrrrrrrrr….15 orang calon klien tertawa melihat kebodohan ini.
Dan saya mentertawakan diri saya sendiri. That was an ice breaker, kata saya dalam hati.
Kali lain saya buka sesi saya dengan :
“Terimakasih. Mudah-mudahan ini presentasi yang ditunggu-tunggu dari tadi”
Atau :
“Bismillah”
But hey… it works!
Wake up, Mister! You follow me?
2 comments:
Setelah semua duduk di meja makan, abangku tergopoh-gopoh menutup teleponnya dan segera bergabung ke meja makan. Dia pun didaulat untuk memimpin doa makan.
Mulailah dia berdoa:
"Hallo?"
:)
kebodohan ini?
hahaha, wake up!!!
Post a Comment