Seorang teman –pengusaha bisnis media – mengirim pesan Adium :
o/o : “Kok Kopilova nggak pernah diupdate?”
x/x : “Sik yo..”
o/o : “Ngantuk tur ngelih ki, gak ada bacaan…”
(padahal di status Adium saya tertulis SATE BABI DAN SEBOTOL HEINEKEN – tapi toh percuma, dia puasa)
Pesan tambahan teman tadi bilang agar saya nulis yang lucu karena katanya dia sedang lemah mental. Udah lemah, mental pula.
Walah… hidup saya sudah sangat wagu untuk membuat hal-hal lucu.
(untuk yang nggak ngerti istilah bahasa ibu kami, ya maaf)
Yang bisa saya lakukan cuma mentertawakan kebodohan diri sendiri, paling tidak masih ada cara menghibur diri.
Suatu hari (halah, openingnya aja udah nggak lucu!) di Hotel Four Seasons Singapore menjelang meeting waktu saya masih baru-barunya menjadi Creative Director (emang sekarang jadi apaaaaa? Jadi guyon!).
Dari hari kemarinnya saya sudah diwanti-wanti sama Managing Director yang bule itu untuk jangan sampai terlambat bangun pagi, dan biasakan datang ON TIME.
Maka menjelang tidur saya pesen kepada si Mas Morning Call (itu lho suara yang membangunkan pagi-pagiiiii sekali di telpon) untuk membangunkan saya jam 6:00.
Tibalah waktunya turun untuk makan pagi di coffee shop, dan memastikan bahwa hari itu bahasa Inggris saya akan lancar (ada hari-hari tertentu dimana bahasa Inggris saya macet, meskipun saya pernah sekali seumur hidup terbukti sukses memarahi CD bule sambil menuding-nuding hidungnya).
Nah, terjadilah awal ‘petaka’ pagi itu.
Lha kok ndilalahnya, begitu masuk lift di sana ada pak Michael Conrad – Worldwide CD yang akan memimpin meeting nanti.
Pucet seketika.
Saya terjebak dalam basa-basi haha hihi dan pak Conrad menyeret saya untuk makan pagi semeja sambil nanya ini itu.
Hadoooh…
Seketika saya ingat iklan John Robert Powers yang menawarkan table manner dan pelatihan kepribadian – yang menurut saya hanya berlaku buat orang-orang yang tidak punya kepribadian, atau malah berkepribadian ganda.
Di atas meja ada sekian banyak sendok garpu dan pisau cutlery yang seketika menjadikan saya sangat ndeso.
Serbet saya tebarkan di pangkuan saya (semata-mata karena saya ingat Mister Bean saat makan), celingukan sedikit ke kiri kanan.
Nah…salah kan?
Ternyata saya belum ambil makanan! Mau ngremus piring? Asu tenan, pagi-pagi udah salah, gimana nanti siangnya?
Saya ambil sekenannya sambil menunggu pak Conrad yang berjas rapih duduk di seberang saya.
Dengan hati-hati saya memotong telor mata sapi - yang meleset kesana-kemari saking licinnya – dengan pisau dan garpu.
Tinggal makan aja susahnya minta ampun, apalagi mencari makan?
Tertolong bahasa Inggris yang lumayan lancar, saya mampu ngobrol dengan pak Conrad.
Mendadak saya lihat si Pak-e yang rumahnya di Frankfurt ini mencomot makanannya dengan telapak tangan dan mengemploknya begitu tanpa menggunakan jurus John Robert Powers sama sekali.
o/o : “This is the way I enjoy my meal. I am sorry” katanya.
Ealaaah…mbok ya bilang dari tadi kek, kan saya bisa duduk jegang di kursi. Kalau gitu aja mah situ pasti lebih ndeso.
Situ nggak tau SGPC kan?